Senin, 22 Desember 2025

Mendiagnosis Penyakit Jantung dari Suara Jantung Tidak Ilmiah?

Photo Author
- Minggu, 9 Juni 2024 | 16:33 WIB

Oleh: Bambang Budiono

(Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Pemerhati Kesehatan, tinggal di Makassar)

BELAKANGAN ini mencuat isu hangat terkait pernyataan Menteri Kesehatan saat mengulas peran ‘artificial intelegence” di bidang kesehatan.

Menkes Ir. Budi Gunadi Sadikin, S.Si., CHFC., CLU.(Red), berkata, “Menurut saya ini tidak ilmiah bagaimana mungkin dokter tahu kalau itu penyakit jantung hanya dari suaranya.”

Kalimat tersebut perlu dipahami secara proporsional dan tak ditanggapi secara emosional.

Pernyataan tersebut kurang tepat, tapi tentu juga tak seluruhnya salah, bergantung pada situasi klinis apa.

Kalau terkait dengan diagnosis penyakit jantung koroner misalnya, tentu mendengar suara jantung dengan stetoskop tidak banyak berperan untuk menentukan diagnosis, kecuali untuk mengenali dampak kerusakan otot jantung berupa berbagai tanda gagal jantung.

Namun, pada kasus kelainan jantung yang spesifik, misalnya kelainan katup dan kelainan jantung bawaan tertentu diagnosa sudah hampir bisa dipastikan dengan modal mendengar suara jantung melalui stetoskop saja.

Langkah selanjutnya, tentu masih perlu melakukan konfirmasi dengan pemeriksaan penunjang diagnostik lain. Artinya, stetoskop hanyalah merupakan sebagian sarana pemeriksaan fisik yang disebut auskultasi, yang pada umumnya tidak bisa berdiri sendiri untuk menegakkan diagnosis klinis dan mengembangkan rencana pengobatan yang tepat.

Kegunaan stetoskop dalam praktik dokter sehari-hari di antaranya dapat memberikan informasi tentang bunyi dan ritme/irama jantung.

Dengan melakukan interpretasi suara jantung, misalnya terdengar pengerasan suara jantung ke-2 kita bisa mendiagnosis terjadinya hipertensi pulmonal.

Dari lokasi bising jantung dan apakah terdengar pada fase sistolik dan diastolik, bisa disimpulkan katup mana yang mengalami kelainan dan apakah kelainannya berupa penyempitan atau kebocoran.

Jadi diagnosis yang didapat dari auskultasi dengan menggunakan stetoskop itu melalui proses berpikir ilmiah. Demikian juga beberapa kelainan jantung bawaan bisa didiagnosis hanya dari lokasi dan jenis bising jantung.

Untuk itu, seseorang harus paham tentang siklus jantung, mengenal bunyi jantung normal, memahami bising (murmur) jantung berdasar fase-fasenya, kualitas bisingnya, dan lain lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Mahdar.

Tags

Terkini

La Ode Darwin, Patarung Tanpa Lawan Tarung

Senin, 3 November 2025 | 13:04 WIB

Kolaborasi Kopdeskel Merah Putih dan BumDes

Rabu, 18 Juni 2025 | 05:53 WIB

Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih Sultra

Rabu, 11 Juni 2025 | 04:59 WIB

GUBERNUR RESPONSIF ITU BERNAMA ANDI SUDIRMAN

Senin, 26 Agustus 2024 | 17:49 WIB

Judi Online di Pusaran Generasi Z dan Alfa

Minggu, 23 Juni 2024 | 19:11 WIB

Bahasa Iklan Politik di Ruang Publik

Rabu, 29 Mei 2024 | 10:21 WIB

Sosok Potensial Bacagub Pada Pilkada Sulsel 2024

Minggu, 31 Maret 2024 | 17:42 WIB

Skakmat: Menjawab Kedunguan dengan Data

Jumat, 8 Maret 2024 | 19:55 WIB

Diskualifikasi dan Pilpres Akibat Putusan DKPP

Rabu, 7 Februari 2024 | 08:59 WIB

Karismatik 'Nur Alam' Tak Pernah Pudar

Minggu, 14 Januari 2024 | 05:36 WIB

Pembentukan Opini

Senin, 4 Desember 2023 | 10:36 WIB
X