rakyatsultra.id -Perkawinan dunia industri dengan sekolah melalui program SMK Pusat Keunggulan (PK) menuai banyak kesuksesan. Kurikulum yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri terbukti membuat lulusan lebih diminati. Keterserapan lulusan yang meningkat diamini oleh
Menurutnya, usai lolos mengikuti program SKM-PK, keterserapan lulusan SMKN 2 Gorontalo naik nyaris 100 persen. ”Keterserapan lulusan mencapai 33 persen di 2021 setelah mengikuti SMK-PK 2020. Sebelumnya hanya sekitar 17 persen,” ujarnya dalam acara press tour Kemendikbudristek di Gorontalo baru-baru ini.
Diakuinya, perkawinan dengan industri membawa dampak besar bagi sekolah dan siswa. Penyusunan kurikulum yang dibuat bersama membuat kompetensi siswa betul-betul sesuai dengan kebutuhan industri saat ini. Belum lagi adanya bengkel industri yang memungkinkan apa yang dikerjakan di perusahaan/pabrik juga dilaksanakan di sekolah.
Selain itu, dengan pendanaan yang diberikan oleh industri dan Kemendikbud, sejumlah bengkel/ruang praktek siswa telah diperbarui. Alat-alat yang digunakan sudah berstandar industri.
Tak hanya berfokus pada siswa, guru-guru juga dibina melalui magang bersertifikat. Guru wajib tahu apa yang sedang berkembang di dunia industri. Sehingga, bahan ajar bisa lebih relevan dengan kebutuhan terbaru di dunia industri. ”Ada pula guru tamu dari industri. Jadi kompetensi siswa dan guru diupgrade lagi,” ungkapnya.
Saat ini, SMKN 2 Gorontalo sudah bekerja sama dengan 103 industri dan UMKM. Para pengusaha tersebut tak hanya berasal dari Gorontalo saja, tapi juga Manado dan Makassar.
Bukan hanya lulusan, menurut dia, para siswa pun sudah mulai dilirik oleh industri yang ada di sana. Siswa jurusan perhotelan misalnya. Ketika high season tak jarang diminta untuk part time di hotel-hotel besar. Gajinya pun disesuaikan dengan para pekerja part time pada umumnya. ”Busana dan kuliner juga sudah dapat orderan dan direkrut,” tuturnya.